Taman Sekolahku Sumber Belajarku

Taman Sekolahku Sumber Belajarku

Peserta didik sedang merawat tanaman. Dok. SDN 02 Ciburial

Garut – Sejalan dengan implementasi kurikulum merdeka, sekolah diharapkan bisa menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar, minat, dan kebutuhan peserta didik. Menyikapi hal tersebut, SDN 02 Ciburial di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, melakukan berbagai upaya untuk melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi sebagai wujud pembelajaran yang berpihak pada peserta didik. Salah satunya dengan mengoptimalkan taman sekolah sebagai sumber pembelajaran.

Kepala SDN 02 Ciburial Windi Wulan Sari menyatakan bahwa dibuatnya taman sekolah dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Pertama, sebagai program penghijauan, untuk menciptakan lingungan sekolah yang aman dan nyaman untuk proses belajar. Kedua, memperindah dan mempercantik lingkungan sekolah. Ketiga, sarana melatih karakter peserta didik, khususnya terkait cinta lingkungan. Keempat, taman sekolah dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar sekaligus tempat bermain.

Setiap hari peserta didik bergantian atau dijadwal menyiram tanaman baik yang ada di tamaan maupun yang ada di green house. Ada pula yang memberi makan kelinci dan ikan. Hal ini bisa menjadi sebuah pembiasaan yang sangat baik bagi peserta didik. Kegiatan tersebut menjadi sarana untuk membangun karakter peserta didik seperti cinta lingkungan, cinta makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), cinta kebersihan, peduli, tanggung jawab, mandiri, gotong royong, kreativitas, bersyukur, dan sebagainya. Orang tua peserta didik pun merasa senang dengan adanya taman sekolah karena sekolah menjadi lebih indah, lebih hijau, dan lebih tertata rapi.

Di taman sekolah tersebut, ditanami beberapa jenis bunga. Kemudian, ada tempat cuci tangan, kandang kelinci, kolam ikan, tempat sampah plastik, dan green house. Pada setiap bunga yang ditanam, dicantumkan identitas tanaman yang disertai dengan barcode informasi lebih lanjut terkait dengan tanaman tersebut. Tujuannya selain menumbuhkan karakter cinta lingkungan, hewan, dan tumbuhan, juga agar peserta didik melek teknologi di era digital. Teknologi digital memang sudah dimanfaatkan di sekolah ini seperti layanan administrasi, dokumentasi, data pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, serta proses pembelajaran. Di era digitalisasi saat ini, penggunaan teknologi digital tidak dapat dihindari sehingga sekolah harus bisa beradaptasi dengan perkembangan.

Tanaman, hewan, dan benda-benda yang berada di lingkungan sekolah dijadikan sebagai sumber belajar pada berbagai tema atau berbagai mata pelajaran. Pada praktiknya, diserahkan kepada guru. Disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan. Aktivitas pembelajaran yang dilakukan peserta didik di taman seperti observasi, tanya jawab, mencari dan menemukan (inquiry and discovery). Melalui pemanfaatan taman sekolah, peserta didik pun bisa melakukan proyek pembelajaran. Misalnya peserta didik menanam sebuah tanaman. Kemudian perkembangannya setiap hari dipantau, dirawat, disiram, hingga tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik dalam rentang waktu tertentu. Hasil pengamatan dilaporkan dalam bentuk laporan singkat.

Taman sekolah selain digunakan sebagai sumber belajar, juga dimanfaatkan untuk membaca buku, berdiskusi, istirahat, dan bersenda gurau dengan teman. Adanya taman di SDN 02 Ciburial menjadikan sumber belajar menjadi lebih bervariasi. Lingkungan yang hijau dan asri bisa meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Guru juga bisa semakin kreatif dalam memanfaatkan lingkungan belajar. Keterbatasan sarana dan sumber belajar melalui teknologi dapat diatasi dengan pemanfaatan benda-benda di lingkungan sekolah.

Peserta didik merasakan dampak positif dari pemanfaatan taman sekolah. Salah peserta didik menyampaikan bahwa dia merasa senang kalau belajar di luar kelas. Dia dan teman-temannya suka mengamati benda-benda di sekitar sekolah. Dia beserta teman-temannya mendapatkan pengalaman baru melalui pembelajaran di luar kelas.

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat menjadi alternatif agar pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan, bermakna, dan mengusir rasa bosan. Tinggal bagaimana guru secara kreatif memanfaatkan lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar di luar kelas dapat merangsang kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui observasi, tanya jawab, dan diskusi.

Dalam konteks penguatan literasi dan numerasi, taman sekolah pun dapat menjadi sarana penguatan literasi dan numerasi peserta didik. Misalnya pengetahuan dan identifikasi terkait jenis dan nama taman, cara merawat, cara menyiram, mengenal dan menghitung bagian-bagian tanaman, menghitung kebutuhan air untuk menyiram tanaman, dan sebagainya.

Hal yang dilakukan SDN 02 Ciburial bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lainnya. Mungkin saja sekolah yang lain pun sudah memiliki taman sekolah, tinggal dimanfaatkan sebagai sumber dan media pembelajaran. Ayo wujudkan pembelajaran berdiferensiasi melalui pemanfaatan taman sekolah!

(Berita ini telah ditayangkan Taman Sekolahku Sumber Belajarku | Garut Plus)

Advokasi dan Pendampingan Kebijakan dan Produk Pembelajaran Transisi PAUD-SD kepada Dinas Pendidikan

Advokasi dan Pendampingan Kebijakan dan Produk Pembelajaran Transisi PAUD-SD kepada Dinas Pendidikan

Foto Bersama Kegiatan Refleksi Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar

Kegiatan  Advokasi dan Pendampingan Kebijakan dan Produk Pembelajaran Transisi PAUD-SD Kepada Dinas 
Pendidikan diselenggarakan oleh  Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat pada Rabu-Jumat, 24-26 April 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk (1) memperkuat peran Dinas Pendidikan dalam mensosialisasikan kebijakan dan produk pembelajaran transisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sekolah dasar (SD)  melalui sinergi peran berbagai pihak; (2) memperkuat peran Dinas Pendidikan dalam mendampingi Forum Komunikasi mengimplementasikan tiga  target perubahan di satuan Pendidikan; (3) memperkuat peran Dinas Pendidikan terkait peningkatan kapasitas satuan pendidikan dalam penerapan perubahan pembelajaran.

Transisi PAUD-SD merupakan program inovasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Inovasi tidak bisa terlaksana tanpa adanya kolaborasi, oleh karenanya, BBPMP Jawa Barat tidak bisa bergerak sendiri tanpa berkolaborasi  dengan Pemerintah Daerah. Kolaborasi  tidak bisa terbuka jika tidak ada kerendahan hati dari Pemda dan mitra. Kunci kolaborasi adalah  sama-sama terbuka,  sama-sama rendah hati untuk saling terbuka saling memberi dan menerima, ungkap Dini Irawati, Koordinator Tim Kerja Inovasi dan Transformasi Pembelajaran di hadapan 68 peserta dari unsur Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota yaitu Kepala Bidang (Kabid) PAUD dan Kabid SD, Kantor Wilayah Kementrian Agama (Kanwil Kemenag), Pokja Bunda PAUD Provinsi Jawa Barat serta peserta internal BBPMP Provinsi Jawa Barat.

Selanjutnya narasumber  dari Direktorat SD, Niknik Kartika  menyampaikan  arah dan kebijakan Gerakan Transisi PAUD-SD terkait 3 target perubahan dalam transisi PAUD-SD yang menyenangkan,  yakni melakukan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tanpa tes baca, tulis, hitung (calistung), Satuan PAUD dan SD melakukan assesmen awal pada saat (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan penguatan pembelajaran yang menguatkan 6 kemampuan fondasi anak  yang dibangun secara holistik dan berkesinambungan  dan memastikan tidak ada patahan pembelajaran antara PAUD-SD, jelasnya.

Siklus dalam menguatkan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan perlu terus dilakukan setiap tahunnya, yang diawali dengan memperkuat advokasi berlandaskan Surat Edaran dan memahami peran Pemda dalam mencapai target transisi PAUD ke SD, lanjut Niknik lagi.

Selanjutnya kegiatan difasilitasi oleh Widyaprada BBPMP Provinsi Jabar, Sri Wahyuningsih mengajak peserta terlibat dalam aktifitas bermain yang dapat membangun kemampuan fonadasi anak usia dini.

“Kegiatan bermain ini dapat menjadi inspirasi dalam penerapan perubahan pembelajaran,” jelasnya.

Adapun Sri Lilis Herlianti dan Sri Purwanti, dua Widyaprada BBPMP Provinsi Jawa Barat lainnya,  menyosialisakan produk pembelajaran transisi PAUD-SD untuk menerapkan tiga target perubahan dan Peran Dinas pendidikan dalam Peningkatan kapasitas satuan pendidikan dalam penerapan perubahan pembelajaran serta penyusunan rencana tindak lanjut Pemerintah Daerah.

Yunus, salah satu perwakilan dari Dinas Pendidikan Kota Bekasi  juga menyampaikan praktik baik terkait peran Dinas Pendidikan dalam mendampingi Forum Komunikasi  mendorong implementasi  tiga target  perubahan di satuan Pendidikan.

Dalam penutupan kegiatan, Dini Irawati menegaskan bahwa BBPMP Provinsi Jawa Barat  tidak bisa bergerak sendiri dalam mendukung Gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan.  Pemerintah daerah dan organisasi mitra dapat menjadi penggerak perubahan di satuan Pendidikan, membantu mengawal gerakan penguatan Transisi PAUD-SD sehingga diharapkan melalui gerakan ini dapat terjadi bukti karya dan perubahan perilaku dalam memaknai pembelajaran bagi anak usia dini, yang selama ini masih terkotak-kotak antara PAUD dan SD kelas awal.

(Berita ini telah ditayangkan Advokasi dan Pendampingan Kebijakan dan Produk Pembelajaran Transisi PAUD-SD kepada Dinas Pendidikan – Radar Bandung)

Kolaborasi Mahasiswa dan Sekolah dalam Kampus Mengajar: Membentuk Generasi Gemar Belajar

Kolaborasi Mahasiswa dan Sekolah dalam Kampus Mengajar: Membentuk Generasi Gemar Belajar

kegiatan “Collaborative Insight”: Identifikasi tantangan di sekolah penugasan
Fotografer: Imanida

Bandung Barat – Program Kampus Mengajar telah menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan serta memberikan kontribusi nyata dalam dunia pendidikan. Hal ini dirasakan oleh para alumni di antaranya Nesty dan Meisya yang berbagi pengalaman mereka selama mengikuti program Kampus Mengajar Angkatan 7 dalam kegiatan Pelepasan dan Pendampingan Peserta Program Kampus Mengajar Angkatan ke 8 yang di gelar Balai Besar Penjamina Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat pada Kamis (5/09). 

Manfaat dan Pengalaman Berharga bagi Mahasiswa 

Nesty Ermin Nadhirah mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang ditugaskan di SDN Cibeber 2 Kota Cimahi, jelaskan pengalaman di Kampus Mengajar semakin memperkuat pemahamannya akan materi yang dia pelajari di perkuliahan. 

“Karena kebetulan program ini linear dengan studi saya, yaitu pendidikan guru SD, saya merasa apa yang saya pelajari di kampus dapat langsung diimplementasikan di sekolah. Pengalaman ini benar-benar bermanfaat,” jelasnya.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya menggabungkan pembelajaran dengan permainan agar siswa lebih antusias dan nyaman dalam belajar. Menurutnya, karakter anak-anak masa kini memerlukan pendekatan yang kreatif dan menyenangkan agar proses belajar mengajar lebih efektif.

Pengalaman lain yang tak kalah berkesan adalah saat ia terlibat dalam program Duta Sekolah dalam mendukung gerakan literasi. 

“Kami mendirikan program ‘Duta Sekolah’ seperti Duta Bahasa dan Duta Baca untuk memantik anak-anak membaca. Anak-anak pun jadi lebih bersemangat membaca dan kualitas pendidikan di sekolah juga meningkat,”ujarnya. 

Melalui program Duta Sekolah, para mahasiswa tidak hanya mendidik anak-anak dalam hal akademis, tetapi juga membentuk kebiasaan positif yang berkelanjutan.

Meisya Putri Fujiningtyas dengan latar belakang pendidikan seni tari UPI yang ditugaskan di SDN 194 Sukajadi Kota Bandung, merasa bahwa Kampus Mengajar memberikan banyak pelajaran berharga. 

“Kampus Mengajar itu ngajarin banyak hal. Yang pertama, pastinya meningkatkan skill komunikasi kita di sekolah. Bagaimana cara kita berkomunikasi dengan baik, baik itu dengan siswa, guru, atau perangkat sekolah lainnya,” ungkapnya. 

Berkat pengalamannya mengajar di sekolah dasar, dia kini memahami bagaimana menerapkan teori yang telah dia pelajari di kampus ke dalam praktik nyata di kelas.

Selain itu, Meisya juga mendapatkan kesempatan untuk terlibat membimbing siswa dalam lomba Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Dengan latar belakang seni tari, dia dipercaya melatih siswa untuk lomba tari dan berhasil membawa siswa ke tingkat kota. 

“Ini pengalaman yang sangat berharga karena saya bisa mengimplementasikan ilmu yang saya pelajari dan meraih kemenangan berkat kerja sama yang solid antara saya dan siswa-siswa saya,” katanya dengan bangga.

Dampak Positif Bagi Sekolah: Sudut Pandang Kepala Sekolah

Dari sisi kepala sekolah, program Kampus Mengajar juga membawa dampak yang sangat positif membantu menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis dan interaktif. 

Tati Patimah Kepala Sekolah SDN Citeureup Mandiri jelaskan, “Kampus Mengajar sangat membantu kami. Dengan adanya mahasiswa yang terlibat, siswa kami lebih antusias belajar dan guru-guru mendapatkan perspektif baru dalam metode pengajaran. Program ini juga mempermudah sekolah dalam menjalankan program-program peningkatan kualitas pendidikan,” jelasnya

Tati tegaskan salah satu nilai penting yang dirasakan baik oleh mahasiswa maupun pihak sekolah adalah kolaborasi. Program Kampus Mengajar memungkinkan adanya sinergi antara tenaga pengajar muda dan guru-guru senior di sekolah. 

“Para mahasiswa belajar dari pengalaman para guru, sementara para guru mendapatkan perspektif baru dari mahasiswa. Kolaborasi ini menciptakan atmosfer belajar yang dinamis, di mana ide-ide inovatif dapat berkembang, tutupnya.

Pengalaman-pengalaman ini, baik dari sisi alumni maupun sekolah, menjadi bukti nyata bahwa program Kampus Mengajar adalah langkah tepat dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan adanya program seperti Kampus Mengajar, pendidikan di Indonesia terus bergerak ke arah yang lebih baik, khususnya di wilayah-wilayah yang membutuhkan perhatian lebih. Manfaatnya tidak hanya dirasakan sekarang, tetapi juga akan menjadi fondasi kuat untuk generasi mendatang yang lebih berdaya.

Bergerak sambil Berdampak!

Penulis: Syifa Andismah

Pendampingan Implementasi Pembinaan Enam Kemampuan Fondasi Bagi Guru SD/MI di Bandung Barat

Pendampingan Implementasi Pembinaan Enam Kemampuan Fondasi Bagi Guru SD/MI di Bandung Barat

Bandung Barat– Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Jawa Barat kembali menggelar kegiatan pendampingan bertajuk “Pendampingan Implementasi Pembinaan Enam Kemampuan Fondasi Melalui Pembelajaran.” Acara ini ditujukan bagi pengawas, kepala sekolah, guru, dan mitra SD/MI, sebagai bagian dari upaya koordinasi kemitraan berkala dengan daerah. Tujuannya adalah untuk mendukung tercapainya tiga target perubahan dalam transisi PAUD-SD yang menyenangkan, dengan fokus pada target ketiga yaitu pembinaan enam kemampuan fondasi sepanjang tahun ajaran.

Kegiatan yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting pada Jumat (30/08) ini diikuti oleh guru SD/MI kelas 1 dan 2 serta kepala sekolah SD/MI se-Jawa Barat. Animo peserta didik tenaga kependidikan (PTK) sangat tinggi, dengan jumlah partisipan mencapai 30.312 orang di kanal YouTube BBPMP Jabar dan 1.000 peserta di Zoom Meeting.

Sri Lilis Herliyanti, PIC PDM 09, mewakili Kepala BBPMP Jabar, menjelaskan bahwa terdapat tiga target perubahan yang diharapkan dalam implementasi transisi PAUD-SD yang menyenangkan. Target tersebut adalah: (1) PPDB SD tanpa tes calistung, (2) MPLS dua minggu yang menyenangkan, dan (3) pembinaan enam kemampuan fondasi pada pembelajaran sepanjang tahun ajaran. Menurut Lilis, hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh BBPMP Jabar menunjukkan masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam menerapkan enam kemampuan fondasi di SD/MI, terutama dalam kaitannya dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Oleh karena itu, BBPMP terus berupaya mendampingi dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan serta mitra daerah secara berkala untuk mengawal perubahan ini.

Dalam kesempatan tersebut, Devi Siti Nursyamsyi, narasumber dari SD Islam Fitrah Al Fikri Kota Depok, berbagi praktik baik terkait implementasi enam kemampuan fondasi dalam kegiatan harian dan pembelajaran di kelas awal SD. Devi menekankan pentingnya bagi guru untuk menyiapkan perangkat dan media pembelajaran yang tepat, dengan terlebih dahulu menelaah kurikulum dan enam kemampuan fondasi serta melakukan asesmen awal. Hasil analisis asesmen awal ini menjadi kunci untuk memahami kemampuan fondasi yang telah dicapai oleh peserta didik, serta memodifikasi tujuan pembelajaran dan merancang RPP atau modul ajar. Ide-ide kegiatan bermain yang disampaikan Devi diharapkan dapat menginspirasi para PTK SD/MI dalam membangun enam kemampuan fondasi secara holistik dan berkesinambungan.

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen BBPMP Jabar dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Jawa Barat, terutama dalam mempersiapkan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan dan efektif.

SALAM TRANSISI
Satu Tim
Satu Tujuan
Transisi PAUD-SD Yang Menyenangkan

Penulis: Sriwahyuningsih dan Tim PDM 09

PemanTIK untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan

PemanTIK untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan

BBPMP Provinsi Jawa Barat melaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi Pendamping Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PemanTIK) di Sukajadi Hotel Pada hari Rabu s.d. Jum’at 28-30 Agustus 2024.

Kepala BBPMP Provinsi Jawa Barat Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd. dalam pembukaan kegiatan menyampaikan arahan, “Pemanfaatan TIK ini harus terus didorong oleh PemanTIK dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Khususnya di Provinsi Jawa Barat”.
Hal ini sejalan dengan tujuan kegiatan Rapat Koordinasi PemanTIK yaitu meningkatkan pemanfaatan TIK mulai dari aktivasi akun belajar.id, penggunaan Google Workspace for Education (GWFE), serta pemanfaatan Chromebook dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Kegiatan dihadiri oleh 80 peserta kegiatan dari unsur PemanTIK, Co Captain, serta perwakilan dari seluruh Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 1-13 Provinsi Jawa Barat.

Harapannya dengan hadirnya para PemanTIK di setiap Provinsi/Kabupaten/Kota dapat mendongkrak capaian mutu pendidikan di Provinsi Jawa Barat melalui Pemanfaatan TIK.

Penulis: Nurindah Yuliani

Penguatan Komunitas antar Sekolah sebagai Strategi Penguatan Program Peningkatan Literasi dan Numerasi oleh UPT

Penguatan Komunitas antar Sekolah sebagai Strategi Penguatan Program Peningkatan Literasi dan Numerasi oleh UPT

KEGIATAN PENGUATAN KOMUNITAS ANTAR SEKOLAH SEBAGAI STRATEGI PENGUATAN PROGRAM PENINGKATAN LITERASI DAN NUMERASI OLEH UPT

Bandung  (28/08/2024) – Program pemulihan pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kompetensi literasi numerasi di Sekolah Dasar sebanyak 20%. Hal ini memerlukan intervensi khusus sehingga pada tahun 2024, program intervensi ini diperluas ke tingkat pendidikan lainnya, mencakup SD, SMP, SMA, dan SLB, dengan fokus peningkatan kecakapan literasi dan numerasi peserta didik. Peningkatan kompetensi peserta didik tentunya akan sangat erat kaitannya dengan bagaimana guru menciptakan pembelajaran yang dapat menguatkan literasi tersebut

BBPMP Provinsi Jawa Barat sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbud Ristek berperan mendukung kegiatan tersebut dengan melaksanakan kegiatan Penguatan Komunitas Belajar Antar Sekolah sebagai Strategi Penguatan Program Peningkatan Literasi dan Numerasi oleh UPT.

Tujuan

  1. sebagai upaya penguatan kolaborasi antara pemerintah daerah, satuan pendidikan, masyarakat dan pemangku kepentingan lain dalam Pemulihan Pembelajaran melalui komunitas belajar dengan memperhatikan kebutuhan dan kondisi satuan pendidikan terkategori literasi level 1 dan 2.
  2. Mendampingi komunitas belajar dalam menuntaskan serta menyelaraskan rencana tindak lanjut komprehensif (Kabupaten/Kota dan Provinsi) yang memuat implementasi strategi dan program penguatan literasi dan numerasi. Mendorong pemerintah daerah melalui komunitas belajar untuk melaksanakan minimal salah satu aksi nyata yang mendukung penguatan literasi dan/atau numerasi sebagai wujud meningkatkan SPM Pendidikan guna memulihkan pembelajaran Mendampingi pengembangan peningkatan kapasitas komunitas belajar dalam:
  3. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Pendidikan di daerah, terutama dalam hal literasi dan numerasi di satuan pendidikan;
  4. Pelaksanaan program Mitra Pembangunan dan kemitraan di daerah untuk mendukung penguatan literasi dan numerasi, dan
  5. Strategi dan program penguatan literasi dan numerasi di satuan pendidikan setiap jenjang.

Untuk mendukung tujuan tersebut maka di hadirkan para narasumber yang kompeten dalam bidangnya, serta arahan dari Kepala BBPMP Jawa Barat terkait kebijakan pemulihan pembelajaran

Penulis: Timker 3