BBPMP Provinsi Jawa Barat Laksanakan Senin APIK, Tegaskan Komitmen Tingkatkan Mutu dan Inovasi Pendidikan

BBPMP Provinsi Jawa Barat Laksanakan Senin APIK, Tegaskan Komitmen Tingkatkan Mutu dan Inovasi Pendidikan

Bandung Barat, 28 April 2025 — Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat menggelar kegiatan rutin Senin APIK (Senin Apel Pagi untuk Berbagi Informasi dan Koordinasi) sebagai upaya memperkuat sinergi, meningkatkan kedisiplinan, dan menyampaikan informasi strategis terkait program-program pendidikan.

Dalam arahannya, Pembina Apel menekankan pentingnya peningkatan kinerja, profesionalitas, dan pengembangan kapasitas diri minimal 20 Jam Pelajaran (JP) per tahun. Pembina juga mengingatkan pentingnya disiplin kerja sebagai budaya organisasi dan mengajak seluruh pegawai untuk bekerja sama dalam meraih predikat Zona Integritas.

Pada kesempatan tersebut, beberapa informasi strategis yang disampaikan meliputi:

  • Hasil Pelatihan Coding dan AI: BBPMP berperan sebagai pendamping dalam skema pengembangan kompetensi guru Koding dan AI, mendukung penerapan pembelajaran berbasis komputasional di satuan pendidikan.
  • Update Kebijakan Revitalisasi Satdik: Sebanyak 10.290 sekolah telah direvitalisasi, dengan pelibatan aktif masyarakat dalam pengawasan dan implementasi kegiatan.
  • Update Program Manajemen PMP: Penyempurnaan grand design PMP dengan fokus pada 5 dimensi Rapor Pendidikan, indikator kinerja, dan strategi pendampingan mutu.
  • Inovasi BBPMP Jabar: Pengenalan program Belajar Bersama BBPMP (B3), moving class, program parenting, serta Jabar Beraksi sebagai upaya mendorong penguatan layanan pendidikan di seluruh Jawa Barat.

BBPMP Provinsi Jawa Barat berkomitmen untuk terus bergerak adaptif, inovatif, dan kolaboratif dalam mendukung transformasi pendidikan nasional.

Tim Media

SOSIALISASI ANAK INDONESIA HEBAT.

SOSIALISASI ANAK INDONESIA HEBAT.

BBPMP provinsi Jawa Barat menyelenggarakan kegiatan Semarak Anak Indonesia Hebat sebagai bagian dari u[aya strategis dalam rangka internalisasi penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan di Satuan Pendidikan.

Sosialisasi “Anak Indonesia Hebat” bertujuan untuk membentuk generasi muda yang unggul melalui 7 kebiasaan positif. Program ini mencakup bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Gerakan ini diharapkan dapat mempersiapkan anak-anak menghadapi tantangan di masa depan dan mewujudkan Indonesia Emas 2045. 

Berikut adalah elaborasi lebih lanjut tentang sosialisasi “Anak Indonesia Hebat”:

Tujuh Kebiasaan:

  1. Bangun Pagi: Menumbuhkan disiplin dan kesiapan mental untuk memulai hari dengan positif. 
  2. Beribadah: Menanamkan nilai-nilai agama dan spiritualitas sejak dini. 
  3. Berolahraga: Mempromosikan gaya hidup aktif dan sehat. 
  4. Makan Sehat dan Bergizi: Menjelaskan pentingnya nutrisi yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal. 
  5. Gemar Belajar: Menumbuhkan minat dan motivasi belajar yang tinggi. 
  6. Bermasyarakat: Melatih anak memiliki empati, kepedulian, dan kemampuan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. 
  7. Tidur Cepat: Menjelaskan pentingnya istirahat yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan. 

Tujuan Sosialisasi:

  • Membentuk karakter generasi muda yang unggul, baik secara intelektual, sosial, dan spiritual.
  • Mempersiapkan anak-anak untuk menghadapi tantangan di masa depan.
  • Mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. 

Sasaran Sosialisasi:

  • Pendidik (guru, dosen, dll).
  • Siswa/Mahasiswa.
  • Orang tua.
  • Masyarakat. 

Kegiatan Sosialisasi:

Senam Anak Indonesia Hebat, Pelatihan bagi guru dan orang tua, Diskusi dan lokakarya, Kegiatan sosial dan lingkungan. 

Dukungan:

Keluarga, Sekolah, Masyarakat, Media. 

Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan gerakan ini dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan generasi muda Indonesia dan membantu mewujudkan Indonesia Emas 2045. 

Tim Media – BBPMP Jabar

BBPMP Jawa Barat Gelar Rapat Koordinasi Finalisasi Perencanaan SPMB 2025

BBPMP Jawa Barat Gelar Rapat Koordinasi Finalisasi Perencanaan SPMB 2025

Rapat Koordinasi Finalisasi Perencanaan SPMB Tahun 2025 bersama Dinas Pendidikan Provinsi serta Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se-Jawa Barat.
(Dok. Pubkom)

Bandung Barat – BBPMP Jawa Barat menyelenggarakan Rapat Koordinasi Finalisasi Perencanaan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun 2025 bersama Dinas Pendidikan Provinsi serta Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se-Jawa Barat. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 15 April 2025, bertempat di Gedung Tangkuban Parahu, BBPMP Jawa Barat.

Sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu layanan pendidikan, sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun 2025 dirancang dengan pendekatan yang lebih terstruktur, transparan, dan inklusif. Perencanaan ini bertujuan untuk menjamin proses seleksi yang adil serta memberikan akses yang merata bagi seluruh calon murid.

Tahapan perencanaan meliputi penentuan persentase daya tampung setiap jalur penerimaan murid baru dan penyusunan petunjuk teknis penerimaan murid baru oleh Pemerintah Daerah. Untuk menjamin ketersediaan dokumen-dokumen tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku, BBPMP Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Rapat Koordinasi Finalisasi Perencanaan SPMB 2025 bagi Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Kepala BBPMP Jawa Barat, Komalasari, dalam sambutannya menyampaikan,
“SPMB 2025 harus menjadi momentum untuk memperkuat prinsip keadilan dan inklusivitas dalam dunia pendidikan. Dengan sistem yang terstruktur dan transparan, kita ingin memastikan bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan berkualitas. Sinergi antara seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci keberhasilan kita bersama.”

Melalui kegiatan ini, diharapkan tercipta sinergi dan keselarasan dalam pelaksanaan SPMB 2025 di seluruh wilayah Jawa Barat. Dengan perencanaan yang matang, SPMB 2025 diharapkan dapat berjalan lancar serta memberikan kesempatan pendidikan yang berkeadilan bagi seluruh anak bangsa, tanpa diskriminasi dan intervensi yang tidak semestinya.

“Bersama, kita wujudkan sistem penerimaan murid baru yang transparan, adil, dan berkualitas,” demikian semangat yang digaungkan dalam rapat tersebut.

Tim Media

BBPMP Jabar Dorong Kinerja Fungsional ASN, 17 Pegawai Dilantik Jadi Widyaprada

BBPMP Jabar Dorong Kinerja Fungsional ASN, 17 Pegawai Dilantik Jadi Widyaprada

Pelantikan Jabatan Fungsional di Lingkungan Ditjen PAUD, Dikdas, Dikmen
(Dok. Pubkom)

Jakarta — Dalam rangka pengembangan karier pegawai melalui jabatan fungsional, Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah resmi beralih dari jabatan struktural ke jabatan fungsional sebagai Widyaprada Ahli Muda dan Widyaprada Ahli Pertama.

Alih jabatan ini merupakan bagian dari kebijakan nasional dalam mendukung efektivitas birokrasi dan peningkatan profesionalisme ASN di bidang pendidikan. Para pejabat fungsional yang dilantik diharapkan dapat terus berkontribusi aktif dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Jawa Barat, dengan menjunjung tinggi nilai integritas, dedikasi, serta semangat melayani.

Adapun daftar ASN yang telah resmi menduduki jabatan fungsional Widyaprada adalah sebagai berikut:

Widyaprada Ahli Muda

  1. Raden Lufky Muhammad, S.E., M.A.P.
  2. Nurbani, S.T., M.T.
  3. Mutia Pusparini, S.Sos., M.M.
  4. Momon Sudirman, S.Si.
  5. Leni Nurahman, S.Si., M.Stat.
  6. Jajang Agus Sungkawa, M.Pd.
  7. Isbandi, S.T., M.M., M.T.
  8. Edi Rukmana, S.Pd.
  9. Dewi Santika, M.Pd.
  10. Dewi Prasmawaty, S.Si., M.Pd.
  11. Dr. Dermawan Supriatna, S.I.P., M.Si.
  12. Andang Munandar, S.Sos., M.Pd.

Widyaprada Ahli Pertama
13. Wiwin Widianingsih, S.Pd.
14. Taufik Rahman, S.T., M.Pd.
15. Sulaiman Nurakbar, S.Pd.
16. Nur Indah Yuliani, S.Pd.
17. Indriyanto, S.Pd.I.

Kepala BBPMP Provinsi Jawa Barat menyampaikan harapan agar para pejabat fungsional yang baru ini dapat menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab, terus meningkatkan kompetensi, serta menjadi teladan dalam membangun ekosistem pendidikan yang unggul dan berdaya saing.

Langkah ini sekaligus menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperkuat peran jabatan fungsional sebagai tulang punggung birokrasi yang lincah, adaptif, dan berorientasi hasil. (SAZ)

Tim Media

BBPMP Jabar Siap Membangun Karakter Anak Indonesia Hebat

BBPMP Jabar Siap Membangun Karakter Anak Indonesia Hebat

Sosialisasi Pendidikan Karakter dan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat BBPMP Jabar
(Dok. Pubkom)

Bandung Barat 18/02/2025 – Dalam upaya memperkuat karakter anak-anak Indonesia, Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat menggelar In-House Training (IHT) yang berfokus pada sosialisasi program “Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala BBPMP Provinsi Jawa Barat Komalasari, yang menekankan pentingnya IHT sebagai bagian dari upaya implementasi program prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dalam sambutannya, Kepala BBPMP menegaskan bahwa seluruh pegawai BBPMP, memiliki tanggung jawab untuk memastikan program ini diterapkan di satuan pendidikan.

“Seluruh pegawai BBPMP Jawa Barat untuk bisa lebih mendalami tentang bagaimana konsep tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat, serta bagaimana implementasinya di satuan-satuan pendidikan”, ucapnya.

Ia pun berharap dalam beberapa bulan ke depan, akan ada satuan pendidikan yang dapat dijadikan contoh praktik baik dari implementasi tujuh kebiasaan tersebut.

Pendidikan Karakter dan Tantangan Zaman

Pendidikan karakter menjadi fokus utama dalam sosialisasi ini, mengingat tantangan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini. Beberapa isu yang perlu mendapat perhatian adalah kekerasan di lingkungan sekolah, kesehatan fisik dan mental anak, serta adiksi terhadap gawai, pornografi, judi daring, dan narkoba. Untuk mengatasi tantangan ini, BBPMP Jawa Barat memperkenalkan konsep “Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat,” yang meliputi:

  1. Bangun pagi
  2. Beribadah
  3. Berolahraga
  4. Makan sehat dan bergizi
  5. Gemar belajar
  6. Bermasyarakat
  7. Tidur cepat

Pelaksanaan program ini harus dilakukan dengan pendekatan yang mindful (kesadaran), meaningful (bermakna), dan joyful (menyenangkan). Selain itu, kegiatan pendukung seperti senam pagi minimal dua kali seminggu dan ekstrakurikuler seperti pramuka, latihan kepemimpinan siswa (LKS), dan Palang Merah Remaja (PMR) juga didorong sebagai bagian dari strategi penguatan karakter.

Langkah Lanjutan dan Target Program

Sebagai tindak lanjut dari IHT ini, BBPMP Jawa Barat akan mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas implementasi tujuh kebiasaan ini. Salah satu target utama dalam enam bulan ke depan adalah memiliki minimal tiga sekolah dari berbagai jenjang sebagai contoh praktik baik dalam menerapkan kebiasaan tersebut.

Dengan sinergi antara BBPMP, pemerintah daerah, tenaga pendidik, serta orang tua, diharapkan program “Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” dapat menjadi fondasi dalam mencetak generasi emas Indonesia di masa depan. (SAZ)

Tim Pubkom BBPMP Jabar

BAGAIMANA IMPLEMENTASI 3 PILAR DEEP LEARNING DALAM PEMBELAJARAN?

BAGAIMANA IMPLEMENTASI 3 PILAR DEEP LEARNING DALAM PEMBELAJARAN?

sumber: pinterest.com

Istilah Deep Learning menjadi trending topic pasca Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyampaikan hal tersebut dalam sebuah dialog singkat. Ibarat sebuah bola salju, istilah deep learning semakin menjadi diskursus di kalangan pengamat dan praktisi pendidikan. Agar tidak terjadi miskonsepsi, pak Mu’ti menyampaikan bahwa deep learning bukanlah sebuah kurikulum, apalagi akan menjadi pengganti kurikulum merdeka, tetapi deep learning merupakan pendekatan pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi pelajaran.

Konsep Deep Learning diperkenalkan oleh Marton dan Saljo Dario Swedia sejak tahun 1976 dan terus berkembang sampai dengan saat ini seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) saat ini banyak didukung oleh deep learning. Deep learning adalah cabang dari kecerdasan buatan (AI) dan machine learning yang memanfaatkan neural network multiple layer untuk menyelesaikan tugas dengan ketepatan tinggi. (Pengantar Dasar Deep Learning karya Rometdo Muzawi, 2024:29). Penerapan deep learning pada komputer memungkinkan untuk mengolah data serupa dengan cara kerja otak manusia.

Deep learning ditopang oleh tiga pilar, yaitu mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning.  Mindful learning fokusnya adalah pada mengaktifkan, membangun, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Peserta didik distimulasi dengan masalah-masalah yang bersifat kontekstual dan diarahkan untuk menyelesaikan masalah secara kreatif.

Intinya, pada mindful learning, otak atau pikiran peserta didik didik diasah agar pengetahuan atau wawasannya bertambah. Daya kritis dan analitisnya semakin tajam, dan kemampuan menyelesaikan masalah semakin berkembang melalui pengalaman, eksperimen, atau praktik langsung. Rasa ingin tahu peserta didik dipancing melalui pembelajaran inquiry, discovery, eksperimen, pembelajaran berbasis masalah, atau pembelajaran berbasis proyek.

Proses pembelajaran dilakukan melalui penguatan kemampuan kognitif, mulai dari kognitif tingkat rendah hingga kognitif tingkat tinggi. Sebagaimana yang tercantum pada teori Bloom, kemampuan kognitif terdiri dari 6 (enam) level, yaitu C-1 mengetahui, C-2 memahami, C-3 menerapkan, C-4 menganalisis, C-5 mengevaluasi, dan C-6 mencipta. C-1 s.d. C3 dimasukkan ke dalam kategori kemampuan berpikir tingkat rendah (Lower Order Thinking Skills/LOTS), sedangkan C-4 s.d. C-6 dimasukkan ke dalam kategori kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).

Ruang lingkup aktivitas yang dilakukan pada mindful learning misalnya; Apa materi yang saya pelajari? Untuk apa saya mempelajari materi tersebut? Bagaimana cara saya mempelajari/ menguasai materi yang saya pelajari? Apa indikator dan apa alat ukur bahwa saya telah menguasai materi yang saya pelajari? Apa inti atau simpulan yang saya dapatkan dari materi yang saya pelajari? Dan bagaimana saya mempelajari lebih lanjut untuk meningkatkan/memperkaya pemahaman materi tsb?, dan sebagainya.

Meaningful learning pada dasarnya pembelajaran harus memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Bukan hanya asal terlaksananya pembelajaran, bukan hanya asal materi tersampaikan, dan bukan asal materi habis. Pengalaman belajar yang menyenangkan harus diawali dari guru yang menyenangkan. Bagaimana karakter guru yang menyenangkan? Tentunya guru yang mampu mendesain dan melaksanakan pembelajaran yang membuat siswa antusias  dan semangat mengikuti kegiatan belajar.  Mengajar adalah seni. Oleh karena itu, strategi dan caranya diserahkan sepenuhnya kepada guru. Guru diharapkan mengajar secara all out. Berbagai pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik dapat digunakan oleh guru.

Intinya, setelah peserta didik mengalami meaningful learning, mereka dapat membuat sebuah refleksi seperti: apa pelajaran/ pengalaman /hikmah/ makna/ kesan/ inspirasi yang saya dapatkan setelah mempelajari materi tersebut? Lalu apa tindak lanjut yang akan saya lakukan setelah mendapatkan pengalaman belajar?

Joyful learning intinya adalah peserta didik terlibat secara aktif baik fisik (hands on) maupun pikirannya (minds on) selama mengikuti pembelajaran. Masalah yang bersifat kontekstual, strategi dan metode pembelajaran yang menarik, serta stimulus yang tepat dan relevan dengan materi yang dipelajari oleh peserta didik dapat meningkatkan minat dan semangat belajarnya. Selain itu, juga membuat peserta didik merasa senang, sehingga aktivitas belajar begitu mengasyikkan bagi mereka. Waktu belajar selama berjam-jam tidak terasa karena peserta didik merasakan belajar menjadi sebuah ”rekreasi akademik” bagi mereka.

Pertanyaan reflektif untuk mengetahui apakah peserta didik sudah atau belum merasakan joyful learning misalnya; Apakah saya termotivasi dan semangat dalam mempelajari materi tersebut? Apakah saya terlibat secara aktif (hands on dan minds on) selama pembelajaran? Dan apakah pembelajaran yang saya lakukan/ikuti menjadi  pengalaman yang menyenangkan bagi saya?

Implementasi 3 pilar deep learning dalam pembelajaran memerlukan guru yang kreatif, inovatif, dan out of the box. Guru yang mau keluar dari zona nyaman dan mau mencoba hal-hal baru agar pembelajaran benar-benar berpusat kepada peserta didik. Lingkungan pembelajaran yang kondusif, pemanfaatan beragam sumber belajar, dan beragam media ajar juga akan menjadi faktor pendukung pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Hal yang tidak kalah penting adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik juga cukup berpengaruh terhadap terciptakannya pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

Untuk lebih memperjelas implementasi deep learning dalam pembelajaran, saya gambarkan pada contoh di bawah ini.

Contoh materi : Manfaat air dalam kehidupan.

  • Mindful learning

Aktivitas Pembelajaran:

Siswa diperkenalkan konsep air, proses terjadinya hujan, sumber-sumber air, hutan sebagai penyimpanan air, manfaat air dalam kehidupan, penyebab krisis air, dampak jika di bumi tidak ada air, dll.

Dampak:

Peserta didik mengetahui dan memahami konsep air, sumber air, manfaat air, dampak krisis air, cara menghemat air, dll.

  • Meaningful learning

Aktivitas Pembelajaran:

Berdasarkan konteks/stimulus (kasus/berita yang disampaikan oleh guru), guru mengajak siswa untuk berdiskusi terkait pentingnya menjaga lingkungan agar air tetap tersedia, bencana banjir yang ditimbulkan oleh air yang tidak terserap oleh tanah, hidup hemat air, manfaat menanam pohon, dll.

Dampak:

Muncul dalam hati peserta didik pemahaman, semangat, kesadaran, dan komitmen untuk memelihara lingkungan untuk melestarikan air, hemat air, dll.

Pemahaman bermakna didapatkan melalui aktivitas berpikir kritis, kontekstual, dan reflektif.

  • Joyful learning

Aktivitas Pembelajaran:

Peserta didik praktik membuat proyek alat penjernih air, pembelajaran menggunakan media air, pembelajaran dengan setting alam/lingkungan, dll.

Dampak:

Melalui pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna, peserta didik memahami pentingnya air dalam kehidupan manusia.

Model/Strategi/Metode /Media Pembelajaran:

CTL, STEM, pembelajaran konstruktivisme, pendekatan saintifik, LOTS, HOTS.

Inquiry, discovery, studi kasus, praktik, eksperimen, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, demonstrasi, simulasi, diskusi, ceramah, tanya jawab, dll.

Media Pembelajaran:

Artikel, berita, dokumen, gambar, video, model, atau benda-benda yang relevan dengan materi yang dipelajari.

Demikian gambaran implementasi implementasi 3 pilar deep learning dalam pembelajaran. Contoh di atas dapat diadaptasi dan disesuaikan dengan materi pelajaran masing-masing. Masih juga dapat dikembangkan oleh para guru sesuai dengan kondisi, karakteristik materi pelajaran, karakteristik peserta didik, dan kebutuhan di lapangan. Implementasi pendekatan deep learning merupakan sebuah ikhtiar untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Namun, dibalik apapun pendekatan yang dilakukan, mengajar disertai hati dan passion merupakan hal yang sangat fundamental dalam sebuah pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada peserta didik. Wallaahu a’lam.

Penulis: Idris Apandi

Skip to content