RINGKASAN EKSEKUTIF: Evaluasi Dampak Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Jawa Barat

RINGKASAN EKSEKUTIF: Evaluasi Dampak Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Jawa Barat

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai menunjukkan dampak signifikan terhadap peserta didik di Provinsi Jawa Barat. Dari total 3.562 responden 120 siswa PAUD & SLB, 2862 siswa  SMP, 304 siswa SMA dan 243 responden guru, 33 Disdik, evaluasi di 27 Kabupaten Kota pada 11-12 November 2025 memperlihatkan:

  • Layanan MBG hadir secara konsisten di sebagian besar wilayah, dengan keluhan kesehatan sangat minim.
  • Pengetahuan gizi siswa relatif kuat, terutama di jenjang SMP–SMA.
  • Pemahaman penyakit akibat pola makan cukup baik, namun manajemen berat badan dan disiplin konsumsi sehat masih belum optimal.
  • Kebiasaan makan sehat belum terbentuk konsisten.
  • Tata kelola Disdik belum merata; sebagian sudah membentuk Satgas, sebagian lainnya belum.

Temuan Utama Per Aspek

  1. Aspek Layanan MBG
  2. 93% siswa melaporkan MBG selalu datang.
  3. 84% tidak pernah mengalami keluhan setelah mengonsumsi MBG.
  4. Hanya 45% yang selalu menghabiskan makanan.

Layanan kuat, tetapi penerimaan menu perlu ditingkatkan.

  • Aspek Pengetahuan Makanan Sehat
  • Sebagian besar siswa memahami gula tambahan, lemak trans, dan kalori tertinggi.
  • 10–20% masih menjawab “tidak yakin”.

Perlu penguatan literasi gizi praktis dan integratif.

  • Aspek Pengetahuan Penyakit & Manajemen Berat Badan
  • Siswa memahami hubungan makanan dan penyakit.
  • Namun kurang memahami regulasi diri: porsi makan, aktivitas fisik, dan keseimbangan energi.

Perlu edukasi kebugaran dan penanganan diri.

  • Aspek Kebiasaan Makan Sehat
  • 42% konsumsi buah dan sayur harian secara konsisten.
  • 52% masih sering jajan tinggi gula/lemak.

Perlu intervensi lintas aktor (sekolah, keluarga, lingkungan).

Perspektif Guru: Dampak pada Kehadiran & Konsentrasi

  • Kehadiran siswa meningkat.
  • Konsentrasi dan energi belajar membaik.
  • Tantangan: picky eater, sisa makanan, sarpras makan, penjadwalan.

MBG mendukung iklim belajar.

Perspektif Disdik: Tata Kelola

  • 11 dari 28 Disdik sudah membentuk Satgas.
  • 11 dari 28 melakukan sosialisasi.
  • 7 dari 28 melakukan monev.

Tata kelola variatif; perlu penguatan struktur lintas OPD.

Tipologi Kabupaten/Kota

  • Layanan kuat, perilaku mulai terbentuk (Kab. Bogor, Kota Bandung).
  • Layanan kuat, penerimaan menu lemah.
  • Medan sulit, mutu terjaga
  • Pengetahuan tinggi, perilaku lemah.
  • Tata kelola lemah.

Implikasi Kebijakan

  • Prioritaskan daerah dengan tata kelola lemah.
  • Perkuat perilaku makan sehat.
  • Integrasikan edukasi gizi dalam pembelajaran.
  • Perbaikan menu berbasis preferensi lokal.
  • Dashboard monitoring provinsi.
  • Satgas aktif di seluruh kab/kota.

Peran BBPMP Jawa Barat

BBPMP berperan sentral dalam:

  • pendampingan teknis,
  • koordinasi lintas sektor,
  • analisis data,
  • penguatan praktik baik,
  • advokasi tata kelola.

Kesimpulan Utama

MBG efektif meningkatkan konsistensi layanan dan mendukung pembelajaran. Diperlukan penguatan perilaku makan sehat, tata kelola, dan kolaborasi ekosistem untuk keberlanjutan dampak program. (Tim MBG BBPMP Provinsi Jawa Barat)