BBPMP Jabar Hadir dalam Temu Sapa dengan Mendikdasmen hingga Peresmian PLTS di BBPPMPV BMTI

BBPMP Jabar Hadir dalam Temu Sapa dengan Mendikdasmen hingga Peresmian PLTS di BBPPMPV BMTI

Cimahi — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti melanjutkan agenda kunjungan kerja di Jawa Barat dengan menghadiri rangkaian kegiatan di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI), Kota Cimahi, Senin (22/9).

Dimulai dengan temu sapa pegawai UPT Kemendikdasmen di Jawa Barat yang berlangsung di Ruang Serbaguna Bale Binangkit. Dalam kesempatan itu, Abdul Mu’ti menyampaikan apresiasi kepada seluruh pegawai atas komitmen mendukung transformasi pendidikan dasar dan menengah di Jawa Barat.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Abdul Mu’ti juga menegaskan pentingnya menghadirkan layanan pendidikan yang RAMAH – responsif, akuntabel, melayani, adaptif, dan harmonis sehingga mampu memperkuat komitmen Kemendikdasmen untuk mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua menuju Indonesia Emas 2045.

Usai temu sapa, Mendikdasmen meninjau laboratorium praktik kerja program keahlian yang meliputi Teknik Energi Terbarukan, Teknik Otomotif, serta Teknik Las dan Fabrikasi Logam. Kunjungan ini sekaligus menjadi momentum peresmian Sarana Praktek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang dikembangkan BBPPMPV BMTI sebagai bentuk inovasi pendidikan vokasi berbasis energi berkelanjutan.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan pengarahan Mendikdasmen pada kegiatan peningkatan pelatihan guru vokasi.

Turut mendampingi Mendikdasmen, Dirjen Vokasi dan PKPLK Tatang Muttaqin, Kepala BBPMP Jawa Barat Komalasari, Kepala BBGTK Jawa Barat Sugito Adiwarsito, Kepala BBPPMPV BMTI Anwar Sidarta, serta Kepala Balai Bahasa Jawa Barat Herawati.

Tim Media

Mendikdasmen Tinjau Pelatihan Kepala Sekolah dan Digitalisasi Pembelajaran di Jawa Barat

Mendikdasmen Tinjau Pelatihan Kepala Sekolah dan Digitalisasi Pembelajaran di Jawa Barat

Bandung, 22 September 2025 — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Barat pada Senin (22/9). Kunjungan ini mencakup dua agenda utama, yakni menghadiri Pelatihan Bakal Calon Kepala Sekolah (BCKS) di Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Jawa Barat, Kota Bandung, serta meninjau implementasi digitalisasi pembelajaran dan program 7 Jurus Bimbingan Konseling (BK) di SDN Cimahi Mandiri, Kota Cimahi.

Dalam arahannya saat membuka kegiatan BCKS, Abdul Mu’ti menegaskan bahwa peran kepala sekolah sangat vital dalam meningkatkan mutu pendidikan di satuan pendidikan. “Kepala sekolah harus memiliki visi yang kuat, mampu menjadi motor penggerak perubahan, serta adaptif menghadapi tantangan zaman,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa kepemimpinan yang transformatif akan membawa dampak nyata pada kualitas pembelajaran dan pengembangan karakter peserta didik.

Setelah agenda di Bandung, Abdul Mu’ti melanjutkan kunjungan ke SDN Cimahi Mandiri. Di sekolah tersebut, ia menyaksikan langsung praktik digitalisasi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi untuk mendukung interaksi guru dan siswa di kelas. Selain itu, ia juga meninjau penerapan inovasi 7 Jurus BK, yang dirancang untuk memperkuat layanan konseling di tingkat sekolah dasar.

Dalam kunjungan ini, Mendikdasmen didampingi oleh Dirjen Vokasi dan PKPLK Tatang Muttaqin, Kepala BBPMP Jawa Barat Komalasari, Kepala BBGTK Jawa Barat Sugito Adiwarsito, Kepala BBPPMPV BMTI Anwar Sidarta, serta Kepala Balai Bahasa Jawa Barat Herawati.

Tim Media

Kemendikdasmen Catat Program Prioritas Pendidikan 2025 Yang Berdampak Langsung ke Masyarakat

Kemendikdasmen Catat Program Prioritas Pendidikan 2025 Yang Berdampak Langsung ke Masyarakat

Jakarta, 17 September 2025 — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mencatat pencapaian signifikan dalam implementasi program prioritas Pendidikan Bermutu untuk Semua sepanjang periode Oktober 2024 hingga September 2025. Dengan alokasi anggaran sebesar Rp181,72 triliun untuk enam program prioritas, pemerintah membuktikan komitmennya dalam memastikan layanan pendidikan yang lebih merata, inklusif, dan bermutu bagi seluruh anak Indonesia.

Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, menegaskan bahwa capaian tersebut bukan sekadar angka statistik, melainkan hasil nyata yang telah langsung dirasakan oleh masyarakat. “Program prioritas ini bukan hanya angka capaian, tetapi nyata membawa dampak langsung bagi guru, siswa, dan masyarakat. Pembangunan dan Revitalisasi Satuan Pendidikan menggerakkan ekonomi daerah, Digitalisasi Pembelajaran menutup kesenjangan pembelajaran, tunjangan guru lebih cepat sampai, pemberian insentif guru non ASN, dan beasiswa membuka jalan masa depan anak bangsa. Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan pendidikan yang bermutu dan merata untuk semua,” ujarnya di Jakarta, Selasa (16/9).

Salah satu capaian paling menonjol datang dari program revitalisasi satuan pendidikan yang dengan anggaran Rp16,97 triliun berhasil melampaui target. Dari target 10.440 satuan pendidikan, program ini dapat dialokasikan untuk 15.523 satuan pendidikan. Pembangunan dan revitalisasi tersebut mencakup seluruh jenjang pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, hingga SLB, serta pembangunan 52 unit sekolah baru dan revitalisasi 122 satuan pendidikan nonformal.

Peningkatan kualitas pendidikan juga dilakukan dengan melanjutkan program digitalisasi pendidikan. Sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2025, program ini memfasilitasi akses pembelajaran digital bagi lebih dari 285.000 sekolah pada jenjang PAUD hingga SKB. Digitalisasi pembelajaran diharapkan mampu mendorong motivasi belajar, mempermudah pemahaman materi, meningkatkan keterampilan digital, serta mengurangi learning loss dan ketertinggalan literasi maupun numerasi.

Di sisi lain, peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru dengan alokasi anggaran Rp13,2 triliun turut menjadi perhatian utama. Tunjangan Profesi bagi guru non-ASN yang mengalami kenaikan sebesar Rp500 ribu dari Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta per bulan menyasar lebih dari 785 ribu guru. Bantuan subsidi upah (BSU) sebesar Rp300 ribu juga disalurkan bagi 253 ribu guru PAUD nonformal non-ASN. Selain itu, program fasilitasi pengembangan karir S1/D4 menjangkau 16.197 guru. Sebanyak 804 ribu guru pun difasilitasi untuk mengikuti sertifikasi Pendidikan Profesi Guru (PPG). Selain itu, guru non-ASN juga mendapat insentif sebesar Rp300 ribu per bulan, yang untuk tahun 2025 diberikan selama 7 bulan mulai Juni 2025. Dengan demikian setiap guru mendapatkan Rp2,1 juta yang diberikan sekaligus dan penyalurannya diberikan antara bulan Agustus sampai September 2025.

Capaian signifikan juga datang melalui Program Indonesia Pintar (PIP) dan beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) yang membuka akses pendidikan bagi jutaan siswa. Program Indonesia Pintar (PIP) menargetkan 18,5 juta siswa dengan pagu anggaran Rp13,5 triliun. Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) menargetkan 4.679 siswa dengan pagu anggaran Rp127 miliar.

Sementara itu, Program Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) yang dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik telah menyalurkan Rp59,3 triliun untuk 50.463.212 peserta didik dan 422.106 satuan pendidikan.

Tunjangan bagi guru ASN melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik juga menunjukkan progres signifikan pada Tahun Anggaran 2025. Total anggaran Rp70 triliun telah dialokasikan untuk 1) Tunjangan Profesi Guru (TPG) untuk 1.522.722 guru; 2) Dana Tambahan Penghasilan (DTP) untuk 332.170 guru; dan 3) Tunjangan Khusus Guru (TKG) untuk 62.536 guru.

Dampak Nyata Program Prioritas

Program revitalisasi sekolah tidak hanya meningkatkan kualitas infrastruktur pendidikan, tetapi juga membuat siswa menjadi lebih aman dan nyaman dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas, serta dengan pelaksanaan swakelola ekonomi daerah setempat tumbuh. Digitalisasi pembelajaran juga membawa perubahan nyata di ruang kelas. Dengan perangkat interaktif, siswa lebih termotivasi, pemahaman materi meningkat, dan keterampilan digital semakin terasah.

Peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru memberikan dampak langsung terhadap kualitas pembelajaran. Taraf hidup guru semakin meningkat, akses pengembangan kompetensi semakin terbuka, dan proses penyaluran tunjangan lebih efisien. Program tunjangan guru ASN melalui DAK Nonfisik juga membawa perubahan besar. Penyaluran yang kini langsung ke rekening penerima mempercepat proses, memangkas birokrasi, dan memastikan manfaat segera dirasakan.

Program PIP dan ADEM memberi dampak besar pada keberlanjutan akses pendidikan. PIP dan ADEM membantu jutaan siswa dari keluarga prasejahtera, anak-anak dari daerah 3T utamanya Papua, dan keluarga migran, untuk melanjutkan sekolah, mengurangi angka putus sekolah, sekaligus meringankan beban ekonomi keluarga. Dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan yang selanjutnya disebut Dana BOSP adalah dana alokasi khusus nonfisik untuk mendukung biaya operasional nonpersonalia bagi satuan pendidikan.

Suharti menegaskan bahwa seluruh program dan kebijakan yang dijalankan pemerintah berorientasi pada hasil nyata yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. “Kami ingin memastikan bahwa setiap rupiah yang dialokasikan benar-benar kembali sebagai manfaat bagi guru, siswa, dan keluarga Indonesia. Pendidikan bermutu bukan hanya sebuah visi, tetapi komitmen nyata untuk menghadirkan perubahan yang dapat dirasakan di kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.

Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Laman: kemendikdasmen.go.id
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikdasmen.go.id
Siaran Pers Kemendikdasmen: kemdikdasmen.go.id/main/blog/category/siaran-pers

WEBINAR TKA 2025, BBPMP JAWA BARAT MENGHADIRKAN JURU BAHASA ISYARAT DEMI AKSES SETARA BAGI SEMUA

Bandung Barat, 18 September 2025 – Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Webinar dan Coaching Tes Kemampuan Akademik (TKA) bagi satuan pendidikan di Jawa Barat, Kamis (18/9). Kegiatan ini diikuti lebih dari 1.500 peserta melalui Zoom dan lebih dari 10.000 peserta via kanal YouTube.

Webinar dibuka oleh Kepala BBPMP Jawa Barat, Komalasari, S.Pd., M.Pd, sambutan dari Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dr. Deden Saepul Hidayat, M.Pd. Adapun narasumber meliputi Neni Niawati (Widyaprada Ahli Muda BBPMP Jabar), Endri Oktavian, SE., MM (Staf Bidang PSMA Disdik Jabar/ koordinator teknis TKA Jabar), serta Tim Teknis TKA Disdik Jabar. Tim Program Prioritas 7 (pembelajaran dan penilaian) BBPMP Jawa Barat juga mengikuti kegiatan tersebut.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pemerintah daerah dan satuan pendidikan jenjang SMA/MA/SMK/MAK/SLB serta pendidikan kesetaraan terkait kebijakan TKA 2025. Selain itu, peserta dibekali strategi teknis pendaftaran, coaching clinic sesuai kebutuhan, dan diperkuat sinergi BBPMP dengan Disdik Provinsi Jawa Barat, 27 Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota Se-Jawa Barat, Kantor Kementerian Agama Provinsi/Kabupaten/Kota di Jawa Barat, dan satuan pendidikan dalam pelaksanaan TKA. Acara ini juga dihadiri perwakilan dari BBPPMPV BMTI.

Yang menarik, webinar kali ini menghadirkan juru bahasa isyarat, Januar Basuki dari DPC Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kota Cimahi. Kehadiran juru bahasa menjadi terobosan BBPMP Jawa Barat untuk memastikan layanan yang RAMAH bagi kelompok rentan dan disabilitas, sejalan dengan semangat pendidikan inklusif dan bermutu bagi semua.

#Kemendikdasmen#PendidikanUntukSemua #BBPMPJabar#TKA2025 #WebinarTKA#PendidikanInklusif

MENGAPA WIDYAPRADA PERLU MENULIS?

MENGAPA WIDYAPRADA PERLU MENULIS?

Oleh Idris Apandi
Widyaprada Ahli Madya BBPMP Provinsi Jawa Barat, Penulis 1100-an Artikel dan 57 Buku

Intisari

Widyaprada (WP) adalah ASN yang bertugas melaksanakan penjaminan mutu pendidikan melalui pemetaan, pendampingan, pembimbingan, supervisi, dan pengembangan model mutu. Tugas ini menghasilkan banyak data, pengalaman, dan praktik baik. Namun jika hanya berhenti dalam laporan administratif, maka nilainya kurang terasa. Menulis menjadi sarana untuk mengabadikan, menyebarkan, dan menginspirasi dari hasil kerja tersebut.

Mengapa Widyaprada Perlu Menulis?

  1. Profesionalisme – Tulisan adalah bukti kinerja intelektual, memperlihatkan kemampuan berpikir sistematis dan kritis.
  2. Refleksi – Menulis membantu WP mengevaluasi diri dan menemukan pembelajaran baru.
  3. Pengembangan Diri – Tulisan meningkatkan kepercayaan diri, reputasi, serta membuka jejaring profesional.
  4. Kontribusi Nyata – Tulisan menjadi rujukan kebijakan, inspirasi sekolah, sekaligus pengetahuan publik.

Bentuk Tulisan

  • Artikel ilmiah populer.
  • Kajian analisis mutu pendidikan.
  • Dokumentasi praktik baik.
  • Buku atau antologi pengalaman.
  • Tulisan singkat di media sosial.

Hambatan & Solusi

Hambatan utama WP dalam menulis adalah minimnya tradisi, rendahnya kepercayaan diri, keterbatasan waktu, dan kurangnya media publikasi. Solusi yang ditawarkan antara lain:

  • Pelatihan menulis dan pendampingan.
  • Media publikasi internal Kemendikdasmen, AWI, BBPMP/BPMP, dan BB/BPPMPV.
  • Lomba dan tantangan menulis.
  • Pemanfaatan teknologi digital dan Artificial Intelligence (AI) sebagai asisten menulis.

Pesan Utama

Widyaprada yang menulis adalah Widyaprada produktif dan inspiratif. Tulisan mereka bukan hanya dokumentasi, tetapi juga pahlawan penggugah dan pencerah bagi dunia pendidikan.


Ajakan:

Mulailah menulis sekarang, tuliskan pengalaman nyata, dan jadikan tulisan sebagai napas profesionalisme kita. Karena laporan mungkin tersimpan di lemari arsip, tetapi tulisan akan hidup sepanjang zaman.

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” (Pramoedya Ananta Toer)

Pendahuluan

Ketika kita berbicara tentang peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, maka ada satu jabatan fungsional yang relatif baru namun memiliki peran sangat strategis, yakni Widyaprada. Widyaprada (WP) adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) di bawah naungan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang diberi tugas khusus untuk melaksanakan kegiatan penjaminan mutu pendidikan.

Tugas mulia ini meliputi pemetaan mutu, pendampingan, pembimbingan, supervisi, hingga pengembangan model penjaminan mutu pendidikan. Artinya, Widyaprada berada di garda depan untuk memastikan bahwa Standar Nasional Pendidikan (SNP) dapat dicapai secara merata di setiap daerah dan satuan pendidikan.

Namun, sebuah pertanyaan penting muncul: Apakah cukup bagi Widyaprada hanya bekerja di lapangan tanpa menulis? Jawabannya tentu tidak. Justru menulis adalah salah satu bentuk kontribusi nyata yang membuat keberadaan Widyaprada semakin terasa manfaatnya. Lewat tulisan, pengalaman, analisis, dan hasil kerja Widyaprada dapat menjangkau lebih luas, memberi inspirasi, dan menjadi rujukan bagi banyak pihak.


Pengertian dan Tugas Pokok Jabatan Fungsional Widyaprada

Pada pasal 1 ayat (2) Permendikbud Nomor 37 Tahun 2020 disebukan bahwa Jabatan Fungsional Widyaprada adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melaksanakan penjaminan mutu pendidikan. Kemudian pada ayat (3) disebutkan bahwa  Pejabat Fungsional Widyaprada yang selanjutnya disebut Widyaprada adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melaksanakan kegiatan pemetaan mutu pendidikan, pendampingan satuan pendidikan, pembimbingan satuan pendidikan, supervisi pendidikan, dan/atau pengembangan model penjaminan mutu pendidikan.

Secara garis besar, tugas pokok Widyaprada meliputi:

  1. Pemetaan Mutu Pendidikan – melakukan analisis untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian SNP di daerah maupun satuan pendidikan.
  2. Pendampingan Satuan Pendidikan – memberikan dukungan agar sekolah mampu meningkatkan kualitasnya.
  3. Pembimbingan Satuan Pendidikan – membantu sekolah secara lebih intensif dalam menghadapi kendala peningkatan mutu.
  4. Supervisi Pendidikan – mengawasi, mengevaluasi, serta memberikan masukan agar standar mutu terpenuhi.
  5. Pengembangan Model Penjaminan Mutu – menemukan strategi baru yang relevan dengan dinamika dunia pendidikan.

Semua tugas tersebut menghasilkan data, pengalaman, serta rekomendasi yang sangat kaya. Sayangnya, jika hanya berhenti di laporan administratif, maka pengetahuan berharga itu tidak akan tersebar luas. Di sinilah menulis memainkan peran penting: mengubah data menjadi informasi, informasi menjadi pengetahuan, dan pengetahuan menjadi inspirasi.


Menulis sebagai Bagian dari Kinerja Widyaprada

Seorang Widyaprada sesungguhnya memiliki “tambang emas” berupa pengalaman lapangan. Setiap kali melakukan pemetaan mutu, pendampingan, atau supervisi, selalu ada temuan baru yang bisa menjadi bahan tulisan. Misalnya:

  • Hasil analisis rapor pendidikan di sebuah daerah yang menunjukkan tren literasi dan numerasi menurun.
  • Praktik baik (best practice) sebuah sekolah yang berhasil meningkatkan mutu melalui inovasi sederhana.
  • Catatan advokasi ke pemerintah daerah tentang pentingnya perencanaan berbasis data.

Semua itu dapat dituangkan ke dalam bentuk tulisan, baik berupa artikel populer, laporan analitis, hingga buku. Dengan menulis, Widyaprada bisa menghadirkan rekomendasi nyata yang bermanfaat bagi:

  • Pemerintah pusat, sebagai bahan kebijakan nasional.
  • Pemerintah daerah, sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan.
  • Satuan pendidikan, sebagai inspirasi dan panduan praktis.

Tanpa menulis, hasil kerja Widyaprada hanya akan “terkubur” dalam tumpukan laporan. Dengan menulis, hasil kerja itu bisa hidup, menyebar, dan menggerakkan perubahan.


Bentuk Tulisan yang Bisa Dihasilkan oleh Widyaprada

Ada banyak ragam tulisan yang bisa dihasilkan oleh seorang Widyaprada:

  1. Artikel Ilmiah Populer – mudah dipahami masyarakat luas, dapat dipublikasikan di media massa atau blog pribadi.
  2. Praktik Baik Pendampingan – cerita inspiratif tentang keberhasilan sekolah dalam meningkatkan mutu.
  3. Kajian Analitis – tulisan yang membahas tren mutu pendidikan berdasarkan data rapor pendidikan.
  4. Buku Antologi – kumpulan pengalaman Widyaprada dalam mendampingi satuan pendidikan.
  5. Tulisan di Media Sosial – refleksi singkat yang bisa menjangkau audiens lebih luas dan cepat.
  6. Artikel Jurnal atau Majalah Pendidikan – karya akademik yang memperkuat reputasi profesional.

Setiap bentuk tulisan memiliki kekuatan masing-masing. Bahkan tulisan sederhana di media sosial bisa menjadi pemantik diskusi dan inspirasi banyak orang.


Menulis untuk Peningkatan Profesi dan Pengembangan Diri

Mengapa menulis penting bagi Widyaprada?

  1. Pengembangan profesi. Tulisan menjadi bukti kinerja intelektual, memperlihatkan kemampuan berpikir sistematis dan kritis.
  2. Refleksi diri. Menulis membantu WP menilai kembali apa yang telah dilakukan di lapangan.
  3. Kepercayaan diri. Tulisan yang dipublikasikan memberi pengakuan sosial dan profesional.
  4. Jejaring profesional. Menulis membuka peluang kolaborasi dan diskusi lintas profesi.

Hambatan Menulis di Kalangan Widyaprada

Sayangnya, tidak semua Widyaprada terbiasa menulis. Hambatan yang sering muncul:

  • Belum menjadi tradisi. Menulis hanya dianggap kewajiban administratif.
  • Rendahnya minat dan kepercayaan diri. Banyak yang merasa tidak berbakat.
  • Keterbatasan waktu. Beban kerja padat sering dijadikan alasan.
  • Minimnya fasilitas publikasi. Tidak semua lembaga menyediakan wadah bagi WP untuk mempublikasikan tulisan.

Strategi dan Solusi Agar Widyaprada Mau Menulis

Bagaimana cara menjadikan menulis sebagai budaya Widyaprada?

  1. Dorongan dan “paksaan positif” – misalnya target menulis rutin setiap bulan.
  2. Pelatihan menulis berkelanjutan. Kegiatan ini bisa difasilitasi oleh Kemendikdasmen, Asosiasi Widyaprada Indonesia (AWI), Balai Besar/Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BB/BBPMP), atau Balai Besar/Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BB/BPPMPV).
  3. Peran Kemendikdasmen, AWI, BB/BPMP, BB/BPPMPV. Menjadi fasilitator sekaligus penyedia media publikasi.
  4. Media publikasi internal. Buletin, majalah, jurnal, laman web lembaga.
  5. Tantangan/lomba menulis. Membuat menulis jadi kompetisi sehat.
  6. Sarasehan praktik baik. Forum untuk mempresentasikan karya tulis WP.
  7. Pemanfaatan teknologi digital. Blog, media sosial, dan kini juga Artificial Intelligence (AI).

AI sebagai Sahabat Menulis Widyaprada

Selain membaca artikel atau buku tentang tip dan trik menulis, atau mengikuti pelatihan konvensional, Widyaprada juga bisa memanfaatkan kecerdasan artifisial (AI). AI dapat membantu:

  • Membuat kerangka tulisan.
  • Memberi saran pengembangan ide.
  • Menyusun data atau tabel agar lebih komunikatif.
  • Mempercepat penyusunan draft, yang kemudian bisa diperbaiki dengan gaya pribadi.

AI bukan pengganti kreativitas, melainkan asisten untuk memperlancar proses menulis. Dengan begitu, hambatan teknis maupun keterbatasan waktu bisa diatasi.


Data dan Inspirasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi menulis ASN di Indonesia masih rendah. Banyak ASN hanya terbiasa menulis laporan teknis.

  • Menurut BKN (2024), ada ±4,7 juta ASN di Indonesia, dan 74% berpendidikan S1 atau lebih tinggi. Potensi intelektual besar ini belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk menulis.
  • Riset literasi digital ASN Sumedang (2022) menunjukkan adanya gap dalam kemampuan publikasi dan pemanfaatan platform digital untuk menulis.
  • Beberapa daerah sudah mulai berinisiatif, misalnya Kabupaten Banggai Kepulauan dengan program ASN Menulis.

Kementerian PANRB juga menegaskan:

“Kemampuan menulis menjadi warisan berharga bagi birokrat muda. Jadi penting bagi kita semua untuk belajar menulis, sehingga pengetahuan-pengetahuan yang kita miliki bisa dituliskan dalam bentuk yang tampak.” – Teguh Widjinarko, Plt. Deputi SDM Aparatur (sumber: https://www.menpan.go.id/, 20 April 2020).

Pengalaman pribadi saya: menulis lebih dari 1.100 artikel dan 57 buku. Menulis bukan sekadar melahirkan karya, tetapi juga melatih disiplin, konsistensi, dan dedikasi.


Penegasan: Widyaprada Penulis = Widyaprada Produktif dan Inspiratif

Widyaprada yang menulis adalah Widyaprada produktif dan inspiratif.

  • Produktif karena menambah khasanah pengetahuan.
  • Inspiratif karena mampu menggugah dan mencerahkan banyak pihak.

Tulisan WP adalah warisan pengetahuan sekaligus bukti dedikasi terhadap penjaminan mutu pendidikan. WP penulis sejatinya adalah pahlawan penggugah dan pencerah.


Penutup: Ajakan dan Semangat untuk Menulis

Menulis adalah keterampilan sekaligus panggilan. Bagi Widyaprada, menulis berarti mengabadikan kerja nyata, menyebarkan inspirasi, dan memperkuat kontribusi terhadap penjaminan mutu pendidikan.

Maka saya mengajak seluruh Widyaprada di Indonesia: mulailah menulis sekarang juga. Tidak perlu menunggu sempurna. Tulis apa adanya, tulis dari pengalaman nyata, tulis dari hati. Ingatlah, laporan akan tersimpan di lemari arsip, tetapi tulisan akan hidup sepanjang zaman. Menulis bukan soal bakat, melainkan keterampilan yang bisa dilatih.

Mari kita jadikan menulis sebagai napas profesionalisme kita. Karena Widyaprada penulis adalah Widyaprada produktif, Widyaprada inspiratif, pahlawan penggugah dan pencerah penjaminan mutu pendidikan. (IA)

Tim Media